Lemak Hilang dari Mana Dulu? Ini Jawaban Mengejutkan Para Ahli soal Proses Penurunan Berat Badan
Ingin tahu cara paling efektif menghilangkan lemak di badan? Ini membahas strategi diet, olahraga, & gaya hidup untuk mencapai penurunan berat badan Anda.
Turun berat badan sering jadi tujuan banyak orang, tapi satu pertanyaan klasik kerap muncul: Sebenarnya, bagian tubuh mana yang paling duluan ‘langsing’ saat berat badan turun? Apakah wajah? Perut? Atau paha? Ternyata jawabannya tak sesederhana itu.
Untuk mencari tahu jawabannya, sejumlah pakar nutrisi, kebugaran, dan kesehatan pun angkat bicara. Dari perbedaan gender, pengaruh hormon, hingga pola makan, inilah penjelasan lengkap dari para ahli mengenai bagaimana tubuh kita menyimpan dan membakar lemak.
Setiap Tubuh Unik: Tidak Ada Pola Umum
Tubuh manusia secara alami mengalami fluktuasi berat, tetapi perubahan ini bisa tampak sangat berbeda antar individu. Menurut Lisa Wheeler, pakar kebugaran dan kepala konten Apple Fitness+, ada kecenderungan umum berdasarkan jenis kelamin: pria cenderung lebih mudah kehilangan lemak di area perut dan batang tubuh, sementara wanita yang membawa lemak di area tersebut juga lebih mudah menurunkannya dibanding wanita dengan distribusi lemak di paha dan bokong.
Namun, ini bukan aturan baku. Faktor seperti genetik, usia, dan bahkan stres ikut memengaruhi lokasi pertama kali lemak menghilang. Jeffrey Gladd, MD, dokter spesialis pengobatan integratif, menekankan bahwa perbedaan ini sangat personal.
Area yang Lebih Gampang 'Gendut'
Kenapa lemak lebih mudah menumpuk di perut, bokong, atau paha? Jawabannya terletak pada sel lemak (adiposit) yang lebih banyak jumlahnya di area tersebut, terutama pada wanita. Tanya Zuckerbrot, ahli gizi dan pencipta F-Factor Diet, menyebut fenomena ini sebagai “lemak spesifik jenis kelamin.”
“Lemak di area paha, bokong, dan perut berfungsi sebagai cadangan energi untuk kehamilan dan menyusui. Itulah sebabnya area ini biasanya jadi bagian terakhir yang kehilangan lemak saat diet,” jelasnya.
Bagi pria, perut jadi tempat favorit penumpukan lemak, khususnya lemak visceral—lemak berbahaya yang mengelilingi organ dalam dan berisiko tinggi terhadap penyakit metabolik. Kabar baiknya, jenis lemak ini relatif lebih mudah hilang dengan diet tinggi serat.
Dapatkah Kita Menargetkan Lemak di Area Tertentu?
Sayangnya, tidak. Meskipun banyak produk dan program latihan mengklaim bisa “menargetkan” lemak perut atau lengan, sains berkata lain. “Tidak ada latihan atau makanan yang bisa secara selektif menghilangkan lemak di satu area tubuh saja,” tegas Gladd.
Yang bisa dilakukan adalah mengurangi lemak tubuh secara keseluruhan melalui pendekatan holistik. Fokus pada latihan menyeluruh seperti HIIT (High-Intensity Interval Training) dan angkat beban sangat dianjurkan karena membantu membangun massa otot dan mempercepat metabolisme.
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi ketika jumlah kalori yang dibakar lebih besar dari yang dikonsumsi. Namun, kecepatan dan efektivitas proses ini dipengaruhi banyak hal, di antaranya:
- Usia – metabolisme melambat seiring bertambahnya usia
- Jenis kelamin – pria cenderung memiliki massa otot lebih besar
- Tingkat aktivitas fisik
- Pola makan
- Keseimbangan hormon
- Kualitas tidur dan tingkat stres
- Kondisi medis tertentu seperti sindrom metabolik
Kombinasi dari faktor-faktor inilah yang menentukan di mana dan seberapa cepat tubuh membakar lemak.
Seberapa Cepat Berat Badan Bisa Turun dengan Aman?
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), laju penurunan berat badan yang aman adalah 0,5–1 kg per minggu. Lebih dari itu bisa menyebabkan hilangnya massa otot, memperlambat metabolisme, dan justru mempersulit penurunan berat badan jangka panjang.
Ingin menurunkan sekitar 0,5 kg per minggu? Buat defisit 500 kalori per hari, baik dari diet atau peningkatan aktivitas fisik. Proses ini mungkin lambat, tapi jauh lebih aman dan berkelanjutan.
Hormon dan Berat Badan: Hubungan yang Rumit
Charles Passler, ahli gizi pribadi untuk model terkenal seperti Bella Hadid, menyoroti peran penting hormon—khususnya estrogen—dalam penurunan atau kenaikan berat badan.
“Estrogen yang tidak seimbang bisa menyebabkan tubuh sangat mudah menyimpan lemak,” ungkapnya. Ketika kadar estrogen tinggi, tubuh jadi resisten terhadap insulin, yang menyebabkan kadar gula darah naik dan akhirnya disimpan sebagai lemak—terutama di area pinggul dan paha.
Untuk menyeimbangkan hormon ini, Passler menyarankan mengonsumsi makanan penurun estrogen seperti:
- Sayuran cruciferous (brokoli, kol, kale, kembang kol)
- Sayuran hijau daun
- Buah jeruk, apel, dan biji rami (flaxseed)
Sebaliknya, hindari:
- Produk berbasis kedelai
- Gula
- Daging merah
- Produk susu sapi
- Makanan dan minuman dalam kemasan plastik mengandung BPA
Ia juga menyarankan untuk memperbaiki kualitas tidur, mengurangi stres, dan berolahraga secara teratur untuk mendukung regulasi hormon alami.
Jadi, Turun dari Mana Dulu?
Tidak ada satu jawaban pasti karena setiap tubuh bekerja secara berbeda. Beberapa orang mungkin pertama kali melihat perubahan di wajah, yang lain di perut atau lengan. Tapi satu hal yang jelas: fokus pada pendekatan menyeluruh—bukan bagian tubuh tertentu—adalah kunci sukses jangka panjang.
Mengubah pola makan, tidur lebih berkualitas, mengelola stres, dan olahraga menyeluruh jauh lebih efektif daripada mengejar "perut rata dalam 7 hari."
Kunci Ada di Konsistensi, Bukan Keajaiban
Penurunan berat badan bukan soal kecepatan atau bagian tubuh mana yang berubah lebih dulu. Yang lebih penting adalah membangun kebiasaan sehat yang bisa bertahan lama. Konsistensi, bukan kesempurnaan, adalah kuncinya.
Dan ingat, jika ada yang mengklaim bisa membuat Anda "menghilangkan lemak perut dalam seminggu"—lebih baik tinggalkan saja. Tubuh Anda bukan mesin instan, tapi dengan perawatan dan pendekatan yang tepat, hasilnya bisa jauh lebih sehat dan bertahan lama.