Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

2 Peneliti Asal China Selundupkan Patogen Berbahaya ke AS

ilustrasi patogen berbahaya (pexel.com/Edward Jenner)
Intinya sih...
  • Yunqing Jian dan Zunyong Liu didakwa di AS karena menyelundupkan jamur beracun berbahaya dari China ke AS, mengancam keamanan nasional.
  • Jamur Fusarium graminearum yang diselundupkan dapat menjadi senjata agroterorisme, merusak tanaman pangan dan mengancam keselamatan publik.
  • Universitas Michigan menegaskan tidak menerima dana dari pemerintah China terkait penelitian yang dilakukan oleh terdakwa, sementara Kementerian Luar Negeri China membantah mengetahui kasus tersebut.

Jakarta, IDN Times - Dua peneliti asal China, Yunqing Jian (33) dan Zunyong Liu (34), didakwa di Amerika Serikat (AS) karena menyelundupkan jamur beracun berbahaya dengan spesies Fusarium graminearum, seperti diungkapkan Departemen Kehakiman AS. Mereka juga didakwa dengan berkonspirasi, memberikan pernyataan palsu, dan penipuan visa, kata kantor kejaksaan AS pada selasa (03/06/2025).

Jian merupakan seorang peneliti di Unversitas Michigan, sementara Liu merupakan peneliti di Universias Zhejiang di China. Kedanya telah bekerja sama untuk membawa sampel jamur patogen dari China ke AS yang berbahaya bagi tanaman pangan dan manusia, serta mengancam keamanan nasional di AS.

1. Keduanya memberikan pernyataan palsu kepada petugas

Jaksa mengungkapkan bahwa Liu membawa jamur patogen itu dari China untuk diselundupkan ke AS pada Juli 2024 saat mengunjungi pacarnya, Jian. Namun, usaha Liu gagal setelah ia diberhentikan di Bandara Metropolitan Detroit dan mulai diinterogasi oleh petugas.

Dari hasil penggeledahan tas punggung milik Liu, petugas berhasil menemukan empat kantong plastik transparan yang berisi berbagai strain F. graminearum yang disembunyikan di dalam gumpalan tisu.

Liu sempat memberikan keterangan palsu kepada petugas bahwa ia tidak mengetahui bagaimana sampel jamur itu bisa berada di dalam tas miliknya dan menduga seseorang telah memasukan ke tas miliknya.

Motif Liu kemudian terbongkar setelah penyelidikan lebih lanjut, yang mengungkapkan bahwa ia menyembunyikan sampel itu karena mengetahui adanya pembatasan impor bahan-bahan tersebut. Ia berencana untuk mengkloning sampel jamur patogen itu dan melakukan penelitian di laboratorium Universitas Michigan, tempat Jian bekerja.

Adapun Jian mengklaim tidak mengetahui apa pun tentang rencana Liu. Tetapi, penyelidikan menemukan adanya komunikasi di antara keduanya untuk mengirim jamur berbahaya tersebut dan diduga mereka telah merencanakan penyelundupan benih ke AS sejak Agustus 2022.

Akibat perbuatannya, Liu dideportasi ke China, sementara Jian ditangkap dan dihadirkan di pengadilan pada Selasa.

2. Disebut sebagai kejahatan keamanan nasional

Jaksa mengatakan bahwa tuduhan kepada dua warga Cina itu merupakan masalah keamanan nasional yang paling serius. Hal itu karena keduanya telah menyelundupkan jamur berbahaya yang berpotensi menjadi senjata agroterorisme di AS dan mengancam keselamatan publik.

Dilansir Washington Post, FBI berhasil menemukan bukti dokumen tertulis yang menyatakan bahwa Jian menyatakan dukungan dan keanggotaan di Partai Komunis China, serta menerima dana dari pemerintah China untuk melakukan penelitian patogen di China.

Jamur ini biasanya menginfeksi pada awal musim tanam, yang menyebabkan penyakit busuk daun yang akan menurunkan kualitas dan hasil panen. Selain itu, jamur ini akan membuat biji gandum mengerut serta berpotensi memusnahkan tanaman sereal lainnya, seperti jagung dan padi.

Racun yang dihasilkan jamur ini berbahaya bagi manusia dan hewan. Konsumsi biji-bijian yang terkontaminasi dapat memicu gejala seperti muntah, diare, sakit kepala, demam, hingga kerusakan hati. Diperkirakan, F. graminearum telah menyebabkan kerugian ekonomi mencapai miliaran dolar setiap tahunnya, baik di Amerika Serikat maupun secara global.

3. Universitas Michigan menegaskan tidak menerima dana apapun dari pemerintah China

Universitas Michigan mengutuk keras segala tindakan yang bertujuan menimbulkan kerugian, mengancam keamanan nasional, atau melemahkan misi publik universitas yang sangat penting. Universitas Michigan juga menyatakan tidak menerima dana apa pun dari pemerintah China terkait penelitian yang dilakukan oleh terdakwa.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengaku tidak tahu mengenai kasus yang menjerat warga negaranya. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah China selalu memberi tahu warganya agar patuh hukum dan peraturan setempat, serta akan melindungi hak-hak hukum dan kepentingan sah warganya di luar negeri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us